PandanganHabib Ali Al-Jufri tentang Ucapan Selamat Natal. BincangSyariah.Com - Bulan Desember hampir memasuki separuh masa, tak lama kemudian kita akan tiba di akhir tahun. Tahun baru akan datang. Jika tahun baru datang, pertanda beberapa hari sebelumnya umat Kristen merayakan hari rayanya. Agaknya ucapan "Merry Christmas and Happy New
Setiap akhir tahun di Indonesia, biasanya akan mencuat perdebatan boleh tidaknya seorang muslim mengucapkan selamat natal pada umat Kristen. Perdebatan itu muncul karena banyaknya perbedaan pendapat yang membuat keragaman kepercayaan di Indonesia sedikit terusik. Ada yang menilai bahwa ketika seorang muslim mengucapkan selamat natal, berarti secara tidak langsung dia mengakui bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Tetapi, ada pula yang menganggap ucapan tersebut sebagai bentuk toleransi dalam kehidupan dan tidak dikhawatirkan merusak akidah seorang muslim. baca juga HUT RI Ke-77, Perindo Gelar Lomba Hingga Bazar Kuliner Basarah PPHN Panitia Adhoc MPR Permudah Amandemen Periode 2024-2029 Baru Keluar Penjara, Ajay Priatna Kembali Ditangkap KPK Di antara ulama yang memberikan pendapat yang cukup mengejutkan adalah Habib Ali Al-Jufri di tahun 2017 silam melalui akun Twitternya. Ulama bernama lengkap Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri mengejutkan banyak pihak kala memberikan ucapan selamat natal melalui cuitannya. Dalam cuitan dengan bahasa Arab tersebut, Habib Ali sangat luwes mengutip Surah Maryam ayat 33 yang artinya, "Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku Isa alaihissalam, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” ISTIMEWA Tidak hanya mengutip QS. Maryam ayat 33, dalam cuitanya itu Habib Ali Al-Jufri menyertakan pula doa khusus kepada segenap umat Kristiani baik yang Katolik maupun Protestan. Beliau juga mendoakan umat Kristiani agar selalu mendapat limpahan kedamaian dan kasih damai. Sejatinya ucapan beliau yang menjadi kontroversi kala itu bukan satu kali saja terjadi. Hal ini karena komitmen beliau yang sempat menyatakan akan mengasihi semua manusia termasuk yang berbeda keyakinan. Apa yang ditunjukkan Habib Ali Al-Jufri tersebut tentu patut menjadi renungan bagi kita orang Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Kehidupan akan semakin indah, damai dan tentram tanpa harus selalu bertikai. Wallau a'lam.[]Salahsatunya Habib Ali al-Jufri. Habib asal Yaman yang memiliki nama lengkap Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri secara mengejutkan memberikan ucapan selamat natal melalui cuitannya di akun twitternya yang telah terverifikasi. Dalam cuitannya tersebut, Habib yang dikenal sangat luwes dan moderat dalam berdakwah ini mengutipAs of 2023 1409 Rank 22 Move 0-0 W-L 0 Titles $1,208 Prize Money Career 1409 Career High 0-0 W-L 0 Titles $3,640 Prize Money Singles & Doubles combined Head2Head Last Events Played M15 Prijedor Prijedor, Bosnia & Herzegovina Total Financial Commitment 1 Of 6 Round Scores R16 767 06 119 M25 Nottingham Nottingham, Great Britain Total Financial Commitment 2 Of 6 M25 Nottingham Nottingham, England Total Financial Commitment 3 Of 6 Round Scores R32 62 46 60 M25 Sunderland Sunderland, Great Britain Total Financial Commitment 5 Of 6 HabibAli membantah pernyataan Ibnul Qayyim yang mengklaim bahwa haram mengucapkan selamat natal itu ijmak para ulama. Pasalnya, dalam mazhab Hambali sendiri yang diikuti oleh Imam Ibnul Qayyim, terdapat tiga pandangan, yakni boleh, makruh, dan haram sebagaimana yang dinyatakan oleh Imam Mardawi dalam kitabnya Al-Inshaf. Habib Ali al-Jufri Ikut Ucapkan Selamat Natal Ucapan selamat natal untuk umat Kristiani selalu menjadi perbincangan setiap akhir Desember. Beberapa kalangan memperbolehkan dan beberapa kalangan juga melarang, bahkan ada yang mengkafirkan, Naudzubillah min larut dalam perdebatan yang tanpa berujung. Kita rujuk saja para ulama’ yang teduh dan damai dalam menyampaikan dakwah-dakwahnya. Salah satunya Habib Ali asal Yaman yang memiliki nama lengkap Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri secara mengejutkan memberikan ucapan selamat natal melalui cuitannya di akun twitternya yang telah cuitannya tersebut, Habib yang dikenal sangat luwes dan moderat dalam berdakwah ini mengutip surat Maryam ayat 33. “Dan keselamatan semoga dilimpahkan kepadaku Isa alaihissalam, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”Selain mengutip Maryam ayat 33. Habib Ali al-Jufri juga menyertakan ucapan khusus yang ditujukan kepada segenap umat Kristen baik katolik maupun protestan. Ia juga mendoakan umat Kristiani agar selalu dilimpahi kedamaian dan kasih damai.{وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا}. سورة مريم آية 33تهنئة لإخوتنا المسيحيين الكاثوليك والبروتستانت بعيد الميلاد المجيد أعاده الله عليهم وعلى العالم بالخير والمحبة والسلام.— علي الجفري alhabibali 24 Desember 2017Tidak kali ini Habib Ali memberikan pendapatnya yang kontroversial. Sebelumnya, pendakwah yang merupakan sahabat dan murid Habib Umar bin Hafidz ini juga pernah berpidato dengan lantang bahwa ia sangat mengasihi semua manusia, termasuk orang-orang yang berbeda keyakinan berita ini diturunkan, cuitan Habib Ali al-Jufri ini mendapat banyak respon dari para pengikutnya.
CeramahHarian, berisi kajian- kajian Islam_____Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman al-Jufri dilahirkan di kota Jeddah, Arab Saudi tepat sebelu
– Sungguh saya sangat tak berani untuk meragukan kealiman dan ketawadhu’an seorang Ulama besar sekelas Al Habib Ali Al-Jufri. Pesan-pesannya sejuk dan damai, dakwah-dakwahnya selalu bisa diterima oleh hampir semua golongan bahkan oleh non muslim sekalipun. Tokoh yang masih keturunan Imam Husein bin Ali ra ini begitu dikagumi oleh tokoh-tokoh dan masyarakat dunia sebagai tokoh muslim sufi dunia yang moderat, toleran dan disegani. Sikap-sikapnya yang teduh dan petuah-petuahnya yang damai dan menyejukkan menjadi pegangan umat Islam di dunia dalam menebar Islam yang rahmah lil alamin. Salah satunya adalah artikel yang ditulisnya dalam bahasa Arab lalu diterjamahkan oleh tentang bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi hari Natal termasuk mengucapkan selamat atasnya Natal dan Hari Kelahiran yang Mulia “Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan” “Kami lebih layak atas Musa daripada mereka” Kalimat ini merupakan ucapan Nabi Muhammad SAW. ketika beliau diberitahu bahwa orang-orang Yahudi di Madinah bersuka cita melakukan puasa pada hari Asyura’ dalam rangka merayakan selamatnya Nabi Musa AS. dari Fira’un dan tentaranya, yang di sisi lain, saat berada di Mekah sebelum hijrah, Nabi pun berpuasa pada hari tersebut. Saat itu Nabi sama sekali tidak menanyakan tentang keselarasan antara kegiatan Yahudi tersebut dengan penanggalan Arabnya Hijriyah, sebab penanggalan Ibrani kalender Yahudi berbeda dengan penanggalan Arab. Juga Nabi tidak lantas berkata, “Bagaimana kita bisa memastikan akan keaslian tanggal kapan selamatnya Nabi Musa AS.? Orang-orang Yahudi jelas telah merubah kitab-kitab mereka sehingga kita tidak bisa mempercayai mereka begitu saja untuk memastikan kebenaran tanggal selamatnya Nabi Musa AS.” Kenapa tidak demikian? Sebab tidak penting untuk menyoalkan masalah tersebut dengan kapan secara tepatnya kejadian selamatnya Nabi Musa AS., namun yang lebih penting ialah esensinya; sebuah momen untuk mensyukuri anugerah dari Allah dan mencintai orang-orang Shalih. Dan bahwa sebuah acara keagamaan yang hanya bertujuan dalam rangka mensyukuri nikmat Tuhan atas hamba-hambanya yang Shalih seperti ini telah mendapat legalitas di mata Islam. Haji misalkan, yang merupakan rukun Islam kelima, sangat penuh dengan makna seperti di atas. Di mulai dengan mengelilinginya Ka’bah yang dibangun oleh Ibrahim dan putranya Ismail. Kemudian berjalan diantara Safa dan Marwa yang mana Ibunda Hajar dulu mencari air di sana untuk buah hatinya. Dan lalu melakukan lemparan Jumrah di Mina yang mana dulu Nabi Ibrahim melempari Iblis manakala mencoba memalingkannya dari mematuhi perintah Allah dalam pengujiannya untuk menyembelih Ismail. Inilah kebesaran ritual keagamaan kita yang begitu sarat dengan penuh makna mendalam dan bukan hanya sekedar tentang sebuah pelaksanaan semata. Allah berfirman di dalam Al-Quran وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ… “Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” QS. Ibrahim 5 Pada saat tiba waktu kelahiran Isa AS., kita tentu merasa bahwa kita sedang mengingat sebuah hari di antara hari-hari agung Allah. Hari ini Natal menjadi beda dari hari-hari lainnya, sebab sebuah mukjizat besar, kelahiran Isa AS. terjadi di dalamnya. Kelahiran Isa AS. mengandung makna as-Salaam; kedamaian, yang mana hal itu sangat kita butuhkan di dewasa ini. Dan Allah telah menjadikan Isa AS. sebagai simbol kedamaian bagi dunia. Firman Allah SAW. وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” QS. maryam 33 ? Sebenarnya ini saja sudah cukup sebagai alasan untuk kegembiraan kita Muslim pada kesempatan mulia ini, terlepas dari permasalahan tanggal tepat di lahirkannya beliau, Isa AS. dan permasalahan perbedaan pendapat yang ada di antara orang-orang Ortodoks, Katolik, Protestan, dan denominasi lainnya. Masalahnya bukan tentang tanggal tepatnya tapi makna yang tersirat dalam kesempatan ini sesuai pemaparan sebelumnya. Hari ini kita di herankan, bahwa bagaimana bisa memberikan selamat kepada umat lain pada acara keagamaan mereka itu berarti sama halnya mengakui teologi kepercayaan mereka. Padahal Islam itu mapan dan pengetahuan tentang aspek inti dari sebuah kepercayaan serta titik-titik perbedaan dengan agama lain telah ada sejak dulu. Manusia pada umumnya juga sudah cukup dewasa untuk mengakomodasi koeksistensi yang menghormati batas-batas dari masing-masing agama lain. Seorang Muslim yang memberi selamat kepada orang Kristen pada hari Natal, saya rasa tidak akan sampai mempunyai pemikiran bahwa ia meyakini atas ke-ilahian Yesus atau bahwa Yesus adalah anak Allah. Demikian juga, seorang Kristiani yang menerima ucapan dari seorang Muslim tidak akan berpikir bahwa Muslim tersebut telah mengakui teologi Kristen. Begitupun sebaliknya, seorang Kristiani yang memberi selamat kepada seorang Muslim dalam hari raya Idul Fitri, Ramadhan, atau pada hari Maulid Nabi Muhammad SAW. itu tentu mengerti betul bahwa hal demikian tidak berarti Kristiani tersebut meyakini teologi Islam, juga tidak akan seorang Muslim berpikir bahwa seorang Kristiani yang memberi selamat kepadanya meyakini teologi Islam. Dewasa ini, Natal bukan hanya tentang ucapan selamat seseorang dengan mengatakan selamat natal misalnya dengan disertai keyakinan bahwa Yesus adalah anak Allah. Bahkan sebaliknya, ini dianggap sebagai kebiasaan umum yang menunjukkan hubungan baik antar umat manusia. Prinsip hukum kaidah fiqhiyyah menyatakan الحكم يدور مع علته وجودا وعدما “Hukum berputar dengan ada atau tidaknya sebuah illat alasan” Alasan yang menyebabkan beberapa Ulama dalam berpendapat tentang ketidak bolehannya seorang Muslim mengucapkan selamat Natal mengakui teologi agama orang lain saya rasa sudah tidak lagi ada, dan oleh karena itu hukum ketidak bolehannya pun gugur. Penting juga dicatat di sini, bahwa pendapat Ibn al-Qayyim yang mengatakan para Ulama bersepakat atas ketidak bolehannya mengucapkan selamat hari raya kepada umat lain adalah kurang tepat. Syaikh Abdullah bin Bayyah mengatakan bahwa Imam Ahmad memiliki tiga pendapat mengenai masalah ini; haram tidak disukai, dan diperbolehkan. Di sisi lain, Ibnu Taimiyah mengutip pendapat Ibn al-Mardawi dalam kitab Al-Insaf.’ “Merupakan hak seorang Muslim jika ia tidak ingin mengucapkan selamat kepada umat lain pada acara keagamaan mereka, namun sebuah kesalahan bagi Muslim yang memaksakan pandangan mereka terhadap orang lain yang seolah-olah itu adalah kewajiban haram jika mengucapkan. Terlebih jika mereka mencaci orang-orang yang mengucapkan atau bahkan meragukan iman seorang Muslim lainnya yang mengucapkan natal. Ini adalah tindakan sembrono.” Dan saya mendesak Anda untuk segera hentikan sikap seperti itu !. Sebagai penutup, saya persembahkan salam kepada Nabi Muhammad SAW. dengan atas kelahiran Isa AS., dan memang bukankah beliau Nabi Muhammad SAW. sendiri yang mengatakan, أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي اْلأُوْلَى وَاْلآخِرَةِ “Aku lebih berhak atas diri Isa putra Maryam dari semua manusia di dunia dan di akhirat” Demikian juga, saya memberikan salam kepada umat Islam, Kristen dan umat manusia secara umum dengan atas kelahiran Isa AS. Sesungguhnya Allah telah memberikan sebuah manifestasi dari namanya, as-Salaam; damai, pada hari kelahirannya dan juga telah menjadikannya simbol untuk perdamaian. Terakhir aku ingin mengatakan kepada Sayyidku; Isa AS., “Wahai Ruhullah, Wahai Kalimatullah. Keselamatan semoga tercurahkan bagimu di hari engkau dilahirkan, di hari engkau mati, dan di hari dimana engkau akan dihidupkan kembali.” Rois
gD9Vsx.